- Teks eksplanasi dapat dikategorikan sebagai karangan deskripsi, yang melukiskan atau menggambarkan suatu obyek atau peristiwa tertentu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Menurut Mark and Katty Anderson dalam Text Types in English 2003 teks eksplanasi adalah bentuk teks yang menyajikan serangkaian peristiwa. Tujuan dari teks eksplanasi ialah untuk menyampaikan kepada pembaca mengenai latar belakang terjadinya fenomena secara jelas dan logis. Mengandung pernyataan yang memiliki hubungan sebab-akibat. Berikut contoh teks eksplanasi banjirContoh I Banjir merendam Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang pada 19 Maret 2019. Rumah dan fasilitas umum yang berada di lima desa terendam. Kelima desa tersebut, yaitu Pamotan, Sidorejo, Ringin, Tempaling, dan Mlagen. Ketinggian air sempat mencapai 80 cm. Terlihat banyak rumah terendam banjir. Begitu pula fasilitas umum, tiga bangunan madrasah, serta mushala. Di desa Sidorejo banjir merendam sawah seluas 7 hektar, sedangkan di desa Ringin sawah yang terendam mencapai 17 hektar. Baca juga Contoh Teks Eksplanasi tentang Covid-19Contoh 2 Hujan dengan intensitas sedang mengguyur DKI Jakarta pada 10 Oktober 2020. Pusat Data dan Informasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD DKI Jakarta mencatat, sebanyak 129 RT terendam. Sebanyak 57 RT di Jakarta Timur terendam air dengan ketinggian 10 sampai dengan 150 cm. 53 RT di Jakarta Selatan terendam air dengan ketinggian 10 sampai dengan lebih dari 150 sentimeter. Sebanyak 19 RT di Jakarta Barat terendam air dengan ketinggian 10 sampai dengan 70 sentimeter. Sementara sebanyak warga yang mengungsi di sembilan titik pengungsian. Contoh 3 Pada Minggu pagi, 23 Februari 2019, Jakarta terendam banjir. BMKG mencatat bahwa tahun 2020 cuaca lebih basah dari tahun sebelumnya. Cuaca basah maksudnya curah hujan cukup tinggi di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek. Banjir yang menimpa Jabodetabek tahun ini tak pandang bulu. Perumahan elite di kawasan Kemang, Jakarta Selatan bahkan turut menjadi korban. Pada Minggu pagi, Jalan Kemang Raya dipenuhi mobil mogok. Warga asing dan orangtua kebingungan dari lantai dua rumah mereka. Ikan-ikan koi seukuran lengan orang dewasa lepas dan berenang di air kotor. Minggu pagi yang biasanya menyenangkan di Kemang berubah menjadi pagi penuh kesusahan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Inikeputusan yang berat, walaupun Belanda kenal dengan kekuatan air yang bisa mematikan. Tahun 1953 banjir dari Laut Utara menyebabkan tewasnya 1.800 orang. Di tahun 1990-an 200.000 orang harus mengungsi akibat banjir dari sungai Rhein dan Maas. Keluarga Hooijmaijers harus memutuskan, apakah mereka menolak atau menerima tawaran pemerintah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Potensi terhadap ancaman bencana alam di negeri ini telah menjadi pengetahuan umum yang sudah selayaknya kita pahami dengan sadar. Indonesia dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire dan terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia, yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Kondisi geografis tersebut menjadikan negara dengan gugusan kepulauan terbesar di dunia ini rawan bencana alam, seperti gempa bumi, letusan gunung api, dan tsunami. Kesadaran akan hal ini sepatutnya menggiring kita semua ke dalam upaya penanggulangan bencana yang optimal dan yang berperan dalam upaya penanggulangan bencana tidak hanya badan pemerintah yang terkait, tetapi seluruh masyarakat di berbagai lapisan. Pemerintah pusat dan daerah, lembaga usaha, lembaga internasional, dan setiap orang dari berbagai latar belakang profesi memiliki peran masing-masing dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Semua ini diatur dalam UU RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Menilik jauh ke belakang, perhatian terhadap bencana alam bahkan telah dimiliki oleh para leluhur kita. Hal ini dapat terlihat dari catatan-catatan tulisan tangan dalam manuskrip atau naskah kuno. Ada banyak naskah di Indonesia yang isinya mengandung rekaman sejarah bencana alam yang terjadi di wilayah yang menjadi sumber naskah atau manuskrip adalah semua peninggalan tertulis nenek moyang pada kertas, lontar, kulit kayu, dan rotan. Peninggalan ini ditulis dalam berbagai bahasa daerah yang menjadi sumber naskah tersebut dengan menggunakan aksara daerah tersebut. Akan tetapi, ada pula naskah yang ditulis dengan menggunakan huruf Arab. Isi naskah beraneka ragam, antara lain cerita yang berkaitan dengan sejarah dan keagamaan, pengetahuan mengenai obat-obatan, astrologi, pertanian, cerita pelipur lara, dan lain-lain. Sebagai perekam berbagai segi warisan budaya bangsa Indonesia, penelaahan terhadap naskah penting dilakukan dalam rangka pemanfaatan kandungan informasi di dalamnya bagi kehidupan di masa mengenai bencana alam yang terdapat dalam naskah tidak hanya berisi rekam jejak bencana alam yang pernah terjadi di wilayah yang menjadi sumber naskah tersebut berabad-abad silam. Lebih jauh, naskah-naskah ini juga memuat sejumlah kearifan lokal yang patut dicontoh dan diterapkan ketika bencana alam melanda negeri ini. Tidak hanya itu, informasi di dalamnya juga berguna dan relevan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang lebih menyeluruh dan tepat terkait bencana alam berbasis teks naskah ini telah dilakukan oleh para ahli filologi dengan cukup intens sejak sekitar dua tahun ke belakang. Hasilnya, ada banyak naskah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia yang isinya berkaitan dengan bencana alam. Tercatat setidaknya ada enam wilayah yang diketahui memiliki naskah yang berisi informasi mengenai bencana alam. Keenam wilayah ini juga merupakan wilayah di Indonesia yang rentan mengalami bencana alam, yaitu Aceh, Jawa Tengah, Sumatra Barat, Jawa Barat, Banten, dan Nusa Tenggara Barat NTB. 1 2 3 Lihat Sosbud Selengkapnya
. 442 110 164 336 280 317 73 419